Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kisah Kelelawar Menolong Manusia

Kisah kelelawar menolong manusia adalah cerita rakyat dari masyarakat suku Mee


Pada suatu hari hiduplah suami istri di sebuah kampung yang jauh dari keramaian sehingga dalam melakukan segala sesuatu selalu bersama-sama namun di perbukitan utara dari tempat yang mereka tinggal ada tujuh orang bersaudara.

Pada suatu hari suami istri itu hendak bertamu di ketujuh bersaudara itu jadi mereka berdua pergi ke bukit utara dimana rumah ketujuh bersaudara itu berada. Setelah mereka sampai sementara sedang duduk-duduk kaka yang tertua menyampaikan kepada mereka, bagaimana kalau kita pergi menangkap kelelawar di pohon-pohon yang berada di hutan.

Usulan yang di sampaikan oleh anak sulung itu di terima oleh kedua suami istri dan semua saudara yang lainnya sehingga mereka mempersiapkan bekal dan barang yang mau di bawa ke hutan.

Pada keesokkan harinya mereka berjalan menuju ke hutan ketika sampai di hutan mereka melihat ada sebuah pohon besar yang tinggi dengan daun rimbun saat mereka melihat keatas pohon itu ternyata ada banyak kelelawar bergantungan sehingga segera mereka semua membuat kayu penyangga agar dapat menaiki pohon itu, semua dari mereka yang datang memanjat pohon itu hanya perempuan itu saja yang di suruh tinggal untuk tunggu mereka.

Kelelawar di tempat itu sangat banyak sehingga setiap dari mereka sibuk menangkap kelelawar itu, sementara itu muncullah niat jahat dari ketujuh bersaudara itu sehingga ketujuh bersaudara itu turun dan meninggalkan suami dari perempuan yang tinggal di pohon bawa itu seorang diri sementara ia sibuk menangkap kelelawar.

Ketujuh bersaudara itu ketika sampai di tanah mereka membongkar penyangga yang di pasang itu dan membawa lari istri dari laki-laki yang berada di atas pohon itu.

Beberapa jam berlalu kemudian laki-laki yang berada di atas pohon itu menyadari bawa mereka semua telah kabur ketika melihat mereka semua sudah tidak ada di atas pohon itu kemudian ia coba cek penyangga itu namun penyangga itupun telah di bongkar sehingga ia susah turun karena pohonnya sangat tinggi.

Ia hanya tahan lapar di atas pohon itu beberapa hari hingga badannya menjadi kurus, setelah lewat beberapa minggu ia sangat lemah sekali hampir meninggal, kemudian ada rombongan kelelawar datang ke tempat untuk hinggap namun melihat keadaan orang itu yang sudah sangat lemah dan hampir tidak bernyawa mereka sangat kasihan.

Beberapa jam kemudian pimpinan dari kelompok kelelawar itu menyampaikan kepada teman-teman lainnya dalam bentuk gowai (sejenis lagu untuk menyampaikan isi hati dalam bahasa Mee).

“Biar manusia datang untuk membunuh dan menjatuhkan kita dengan kayu dan alat lainnya namun ampunilah mereka dan bawalah di turun dari tempat ini ke tanah agar dia selamat”

Mendengar gowai itu semua kelelawar membantu menurunkan orang itu dari pohon dan laki-laki yang sudah sangat lemah sekali itu berjanji kepada mereka akan membuatkan  kebun pisang dan ude bagi kelelawar-kelelawar itu, mereka hanya men-angguk tanda setuju kemudian kelelawar-kelelawar itu terbang.

Orang yang sudah sangat lemah itu pulang pelang-pelang hingga sampai ke rumahnya kemudian mengambil buah-buahan, sayur serta makanan lainnya di kebun dan masak seperti itu di lakukan nya hari demi hari kemudian ia menjadi sehat kembali kemudian ia berpikir untuk mencari istrinya.

Pada suatu hari iapun pergi ke perbukitan yang berada di utara di kampung dari ketujuh bersaudara itu mencari istrinya, agar tidak di ketahui orang ia berjalan di pinggir-pinggir kebun saja. Ketika ia sampai di suatu kebun ia melihat istrinya sedang menanam bibit petatas dan di sebelahnya ada seorang laki-laki yang sedang membelah kayu..

Ketika di lihatnya mereka, laki-laki itu mempersiapkan anak panahnya dan menembak laki-laki yang sedang membela kayu itu. Ketika orang itu jatuh dia memanggil istrinya dan pulang ke kampung mereka di lembah.

Merekapun tiba di rumah kemudian setelah beberapa hari suaminya menceritakan semua yang dialami ketika kelelawar membantu dia dari pohon itu turun ke bawa. Sesudah itu sesuai dengan janjinya kepada kelelawar-kelelawar ia membuat sebuah kebun besar dan di tanami nya dengan pisang saja. Ketika pohon pisang itu berbuah banyak sekali kelelawar yang datang makan di tempat itu.

Kedua suami istri itu sangat senang untuk jasa kebaikan yang pernah di perbuat oleh kawanan kelelawar itu  akhirnya terbalas dengan kebun pisang yang telah di buat.

Kemudian kedua suami istri itu memperoleh anak-anak dan menjalani hidup bahagia di kampung.

setiap cerita rakyat memiliki hikmahnya sendiri jadi semoga dengan membaca cerita rakyat ini, anda mendapat pelajaran hidup yang berguna bagi kemudian hari.