Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Sungai Yawei, Sungai yang Menyimpan Pelajaran Sejarah

Sungai Yawei, Sungai yang Menyimpan Pelajaran Sejarah
Sungai Yawei dari Arah Kampung Kokobaya Deiyai

Sungai Yawei adalah salah satu sungai besar yang yang mengalir dari danau Paniai dan hilirnya di laut Selatan Papua, sungai ini melalui beberapa kabupaten yang berada di bagian selatan Papua.

Yawei secara harafiah berasal dari bahasa Mee yang artinya “Silahkan lewat” namun ada yang biasa mengartikannya “selamat datang”, arus sungai ini di hulunya tidak begitu deras dan tenang namun di pertengahan beberapa kampung seperti (Kokobaya, Yaba dan lainnya) dari kabupaten Deiyai. Sungai ini tampak deras dan berbusa sehingga sudah menerkam beberapa korban.

Masyarakat asli yang berada di sekitaran Kabupaten Mimika biasa menyebutnya dengan urumuka dan hilirnya di sebut uta.

Sungai ini juga menyimpan sejarah yang tidak perna di lupakan oleh masyarakat yang bermukim di daerah sepanjang sungai yawei bahkan masyarakat Papua pada umumnya yang berdenominasi Gereja KINGMI, sebagai mana arti nama sungai yaitu silahkan lewat atau selamat datang, sungai ini pernah menjadi penyambut para misionaris yang datang melalui laut selatan untuk memberitakan Injil di daerah terisolir di balik pegunungan.

Pada tahun 1930an misionaris Walter Post, Deibler dan rombongan menyandarkan kapalnya di laut selatan Papua di uta dan menelusuri sungai ini hingga tiba di daerah danau Wisselmeren yang kini di sebut danau Paniai dan menjadikan tempat ini sebagai pusat pelayanan para misionaris untuk memberitakan injil. Walaupun medan dengan pegunungan yang terjal namun sungai selamat datang alias Yawei ini seakan telah menjadi nubuat kedatangan mereka di daerah-daerah yang tidak di jangkau oleh orang lain.

Sungai ini menjadi penuntun para misionaris untuk tiba di daerah sekitar danau Wissel Meren, setelah melalui beberapa kampung serta masyarakat sambil menyebarkan pemberitaan injil di beberapa daerah yang di lalui seperti di Kokobaya dan Yaba dan daerah lain di sekitarnya.    

Sungai Yawei sebagai sungai yang masih alami dan belum di cemari oleh sampah sungai ini biasanya menjadi salah satu sumber penghidupan oleh masyarakat yang berada sekitarnya dengan ikan, udang serta binei yang berada di sungai ini dan selain itu ia juga menjadi tempat rekreasi masyarakat biasanya para pengunjungnya menikmati panorama alami sungai dan hutan yang masih segar.

Luas dari sungai ini berkisar belasan meter sehingga masyarakat yang bermukim dekat dengan sungai ini biasanya membuat perahu kayu untuk mencari ikan, selain itu perahu yang di buatnya juga berfungsi sebagai alat penyembrangan antar kampung, orang-orang kampung disini biasanya menjaring menggunakan alat-alat alami yang di buat oleh masyarakat sendiri dari bahan dasar tumbuh-tumbuhan seperti “ebai” alat jaring dalam bahasa Mee walaupun adanya perkembangan perkotaan namun masyarakat tetap menggunakan alat-alat yang tidak merusak alam alami sungai tersebut.

Semoga dengan perkembangan kota tidak menghilangkan keindahan alam dari sungai ini dengan tidak membuang sampah ataupun pembangunan pabrik yang hasilnya hanya untuk menghancurkan sungai indah ini.